Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. (Foto: MTVN/Budi Warsito)
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. (Foto: MTVN/Budi Warsito) (Budi Warsito)

Mensos: PKH, Bantuan Sosial Paling Signifikan Bantu Kurangi Angka Kemiskinan

pkh
Budi Warsito • 08 Februari 2016 21:20
medcom.id, Medan: Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengklaim, Program Keluarga Harapan (PKH) yang berada di bawah naungan Kementerian Sosial merupakan bantuan sosial (Bansos) yang efeknya paling signifikan mengurangi angka kemiskinan.
 
Karenanya, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini selalu mengintervensi persoalan PKH. Sesuai perhitungan Kementerian Sosial, PKH dinilai mampu menurunkan angka kemiskinan hingga delapan persen.
 
"Dari semua bansos, satu-satunya yang memiliki efektivitas sangat signifikan itu hanya PKH. Jadi itu ada surveinya dari BPS, Bapenas, TNP2K, surveinya Bank Dunia juga," papar Khofifah, usai meninjau Gudang Bulog di Jalan Mustafa, Medan, Senin (8/2/2016) sore.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Khofifah menyebut pihaknya juga telah melakukan seminar terkait hal ini di Istana Negara di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
 
Senada dengan Mensos, Presiden Jokowi juga disebut punya tekad yang sama untuk mengurangi angka kemiskinan dengan melipat gandakan peserta PKH. Hal ini, kata dia, merupakan tugas besar pemerintah untuk lebih presisi lagi dalam mendata calon penerima PKH agar tidak salah sasaran.
 
"Signifikansi terhadap penurunan kemiskinan itu bisa kita lihat. Jadi sangat bergantung pada kemampuan pemerintah terutama pada posisi APBNP, karena exercise-nya sudah sangat detail," jelasnya.
 
‎Dijelaskannya, PKH atau conditional case transfer (CCT) yang juga disebut bantuan tunai bersyarat ini dilakukan di 72 negara. Dengan intervensi yang cukup signifikan dan nominal yang cukup 'nendang'. Kategori 'nendang' tersebut 16 sampai 25 persen dari pengeluaran setiap jiwa per bulan.
 
"‎Kita sekarang baru 10,5 persen, maka kita sudah melakukan exercise. Kalau sekarang 10,5 persen maka kita buat exercise 13,5 persen sekian, 15 persen sekian, sampai 19 persen. Yang Brazil lakukan itu 19 persen dari pengeluaran per jiwa per bulan," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(MEL)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif