Prajurit TNI menyisir kawasan yang terkena dampak awan panas erupsi Gunung Sinabung di Desa Gamber, Karo, Sumatra Utara, Minggu (22/5). Ant/Irsan Mulyadi.
Prajurit TNI menyisir kawasan yang terkena dampak awan panas erupsi Gunung Sinabung di Desa Gamber, Karo, Sumatra Utara, Minggu (22/5). Ant/Irsan Mulyadi. (Farida Noris)

Korban Awan Panas Sinabung Diamputasi

erupsi gunung sinabung
Farida Noris • 23 Mei 2016 17:30
medcom.id, Medan: Dua korban awan panas Gunung Sinabung yang dirawat di RSUP H Adam Malik Medan masih belum sadarkan diri. Korban, Cahaya Beru Tarigan, 45, dan Cahaya Sembiring Meliala, 75, warga Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, harus menggunakan alat bantu pernafasan karena kritis.
 
Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUP H Adam Malik Medan, dr Qadri Fauzi Tanjung mengatakan, korban atas nama Cahaya Beru Tarigan kedua kakinya terpaksa diamputasi. Sebab, kakinya sudah terinfeksi cukup parah.
 
"Jika tidak dilakukan amputasi dikhawatirkan akan semakin parah. Karena kedua kaki korban terinfeksi. Pihak keluarga sudah kita minta persetujuannya dan tim medis segera melakukannya," ujar Qadri, Senin (23/5/2016).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Qadri mengatakan seluruh korban awan panas Sinabung menderita luka bakar di atas 50 persen. Pasien seperti ini biasanya butuh waktu lama untuk pemulihan. "Karena risiko yang dihadapi berujung fatal. Saat ini yang kita lakukan adalah menyelamatkan nyawanya," imbuh Qadri.
 
Sementara itu, Plh Direktur RSUP H Adam Malik Medan, dr H Welly Refnealdi meminta keluarga korban tak perlu memikirkan biaya perawatan. Sebab, biaya pengobatan ditanggung pemerintah. "Karena, kasus ini bencana alam," katanya.
 
Dia mengemukakan, penanganan yang sudah dilakukan terhadap kedua korban adalah menyelamatkan nyawanya. Pertama, dari sistem alat vital tubuh, yaitu pernapasan meliputi paru-paru dan jantung. Kemudian, stabilisasi. Selain itu, cairannya dalam tubuh diperbaiki dan lukanya diobati agar tidak diperberat dengan penyakit penyertanya.
 
"Tim medis mengawasi ketat selama 24 jam perkembangannya, dengan alat monitor lengkap serta dievaluasi setiap saat mengenai kondisinya. Evaluasi tersebut dilakukan mulai dari tekanan darah, pernapasan, denyut nadi dan lain sebagainya, termasuk alat paling vital tubuh," papar Welly.
 
Diutarakan Welly, untuk luka bakar yang dialami Cahaya Beru Tarigan sekitar 60 persen. Luka bakar yang dideritanya paling parah di bagian wajah. Selain itu, terdapat juga di tangan dan kaki. Jika luka bakar terjadi di wajah kategorinya sudah berat. Sedangkan untuk Cahaya Sembiring Meliala kondisinya sedikit lebih ringan.
 
"Dalam kasus ini, direksi turun langsung menanganinya. Oleh karena itu, kita memohon bantuan doa agar mereka dapat cepat sadar," ucapnya.
 
Tim medis yang menangani korban cukup lengkap. Mulai dari dokter bedah, dokter bedah plastik, dokter anestesi (bius), dokter penyakit dalam, dokter syaraf dan psikiater. 
 
Dua korban itu merupakan dua korban selamat akibat semburan awan panas erupsi Gunung Sinabung, Sabtu 21 Mei 2016. Dalam kejadian itu, tujuh orang tewas dengan luka bakar serius. Mereka adalah warga Desa Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif