Hrb, ayah korban, mengatakan, kasus pemerkosaan diketahui pada 22 April 2016, sekira pukul 06.00 WIB. Saat itu, kakak JGS yang hendak berangkat sekolah memanggil-manggil ibunya. Dia menunjuk darah di celana JGS.
Hrb terkejut dan membawa JGS ke RS Pirngadi. Dokter menyebut ada luka pada kemaluan JGS. "Dokter juga menganjurkan agar saya buat laporan pengaduan ke polisi," kata Hrb di Mapolresta Medan, Jumat (20/5/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Keesokan harinya, setelah dibujuk JGS mengakui telah diperkosa. JGS bilang orang itu tinggal sekitar 300 meter dari rumahnya.
"Anak saya cerita, 21 April 2016, ada seorang pria yang memasuki kamarnya. Pria itu membawa anak saya dari kamar. Memang pada saat itu, situasi rumah lagi kosong. Istri saya lagi keluar rumah, tapi lupa mengunci pintu, kakaknya juga tidak ada di rumah. Sedangkan saya lagi kerja dan jarang pulang," ucapnya.
Menurut Hrb, dari pengakuan JGS, setelah dibawa ke rumah pelaku, JGS dibawa ke semak-semak dekat rumah pelaku. Malam itu juga, pria itu memperkosa JGS. Setelah itu, pelaku menyuruh JGS pulang ke rumah.
"Pelaku meminta anak saya tidak cerita pada orang lain. Bahkan pelaku juga bilang sama anak saya, 'nanti main ke sini lagi ya, rumah Om di sini," urai Hrb menirukan perkataan pelaku.
Hrb mengaku tak mengenali wajah pelaku. Namun, JGS mengenal persis wajah dan rumah pelaku. Mereka sempat meminta JGS menunjukkan kediaman pelaku.
JGS pun menunjukkan salah satu rumah yang dihuni laki-laki. Pria berinisial H itu memiliki kemiripan ciri dengan yang disebutkan korban.
"Anak saya sangat mengenali wajah pelaku. Memang rumahnya tak jauh dari rumah kami. Akibat pemerkosaan itu, anak saya sampai sekarang trauma. Ngomong saja pun dia tak mau dan diam saja di rumah," jelas Hrb.
Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Aldi Subartono mengatakan petugas tengah memproses kasus ini. Kepolisian tengah mencari saksi dan bukti petunjuk di tempat kejadian perkara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)
