Segelintir orang berpakaian hitam dengan kain putih terlilit di pinggang sedang beraksi. Di samping panggung tertulis "Melawan Lupa 70 Tahun Revolusi Sosial 1946" di sebuah layar putih besar.
Ya, 70 tahun silam, di bagian timur Sumatera pernah terjadi tragedi pembantaian, pemerkosaan, perampasan hak, hingga pemberangusan peradaban terhadap etnis Melayu, Simalungun, dan Karo, di Sumut. Ribuan orang meregang nyawa saat itu. Selanjutnya, hal yang sama merembet di Aceh hingga kalimantan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Para bangsawan Melayu Langkat, Asahan, dan Serdang menjadi incaran para kaum republikan. Dalam pembantaian tersebut, ribuan nyawa melayang.
Ketua Panitia Melawan Lupa 70 Tahun Revolusi Sosial 1946, Tengku Jack Zaidy, melalui Wakil Ketua Panitia Tengku Fahmi Aulia, mengatakan setelah tragedi tersebut banyak masyarakat Melayu yang menyembunyikan identitas asli mereka.
"Mereka menghilangkan gelar mereka dan menggantinya dengan marga untuk menyelamatkan diri agar tak menjadi korban," ujar Fahmi.
Acara ini dihelat untuk mengingatkan kembali peristiwa revolusi sosial pada 1946 yang belum pernah dituliskan dalam sejarah nasional. Di dalam acara ditampilkan aksi teatrikal menceritakan secara singkat apa yang terjadi di Sumatera saat itu.
Sejumlah pejabat hadir dalam acara ini, yakni pelaksana tugas Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi; Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi; mantan Ketua PSSI Johar Arifin Husein; dan tokoh-tokoh keturunan Melayu lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)