"Dari 1994 hingga 2015, ada 766 orang meninggal karena AIDS. Itu jumlah yang meninggal di rumah sakit. Jumlah yang meninggal pasti lebih tinggi. Karena ada pengidap yang memilih untuk meninggalkan rumah sakit," kata Project Officer Global Fund Dinkes Sumut, Andi Ilham Lubis, Rabu (20/1/2016).
Menurut Andi, banyak pengidap HIV/AIDS meninggalkan rumah sakit sehingga tidak terlapor apakah mereka masih melanjutkan meminum ARV (Antiretro Viral). Dia pun memperkirakan para pengidap yang tidak melanjutkan minum ARV berkisar 15 persen.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Banyak penyebab kenapa pengidap HIV/AIDS memilih meninggalkan rumah sakit. Tak jarang karena jarak rumah yang jauh, membuat mereka tidak bisa berobat. Mereka tidak punya biaya ke rumah sakit. "Bisa juga mereka bosan karena terlalu lama untuk perbaikan. Jadi tidak terlapor apakah mereka melanjutkan minum ARV atau tidak," jelasnya.
Andi menambahkan dalam Surat Edaran Dinas Kesehatan Sumut, diwajibkan semua kabupaten/kota minimal memiliki layanan VCT (voluntary counseling test) dan klinik PMS (penyakit menular sexual). Namun, nyatanya di Sumut hanya ada 19 kabupaten/kota yang memiliki layanan VCT dan klinik PMS.
"Kita terus meningkatan program komunikasi dan edukasi tentang bahaya HIV/AIDS kepada masyarakat. Agar para pengidap HIV/AIDS secepatnya mendapatkan penanganan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)