Ilustrasi. Foto: Metrotvnews.com/Kuntoro Tayubi
Ilustrasi. Foto: Metrotvnews.com/Kuntoro Tayubi (Farida Noris)

Bandara & Pelabuhan di Sumut Diperketat Cegah Virus Zika

virus zika
Farida Noris • 26 Januari 2016 20:01
medcom.id, Medan: Dinas Kesehatan Sumatera Utara akan berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Bandara Kualanamu untuk mencegah masuknya virus zika. Para pendatang khususnya dari negara endemis akan diperiksa guna memastikan apakah terjangkit virus asal Uganda ini atau tidak.
 
"Kami harap pintu-pintu masuk seperti di pelabuhan dan bandara lebih diperketat, khususnya terhadap para pendatang dari negara endemis. Kita selalu waspada. Tidak hanya virus zika, MERS-Cov juga," kata Sekertaris Dinkes Sumut, Afwan, Selasa (26/1/2016).
 
Menurut Afwan, di setiap pintu masuk pelabuhan maupun bandara, sudah dilengkapi alat pemindai suhu tubuh. Jadi, jika memang ada yang terjangkit, seperti gejala demam tinggi atau nyeri, akan langsung dirujuk ke RSUP H. Adam Malik, Medan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Di RSUP H. Adam Malik nantinya akan diperiksa lebih lanjut. Sejauh ini, memang belum ada surat edaran resmi dari Kementerian Kesehatan tentang kewaspadaan dini virus zika di tanah air. Hanya saja, kita akan tetap mengawasi orang-orang yang masuk ke Sumut melalui pelabuhan atau bandara," kata dia.
 
Virus Zika merupakan Flavivirus kelompok Arbovirus bagian dari virus RNA. Pertama kali diisolasi tahun 1948 dari monyet di Hutan Zika, Uganda. Penularan virus ini sama seperti virus demam berdarah, dari gigitan nyamuk.
 
Gejala terserang virus Zika, pasien akan merasakan demam mendadak, lemas, kemerahan pada kulit badan, punggung dan kaki, serta nyeri otot dan sendi. Beda dengan infeksi virus Dengue pada demam berdarah, pada infeksi ini mata pasien akan merah karena mengalami radang konjungtiva atau konjungtivitis. Pasien juga akan merasakan sakit kepala.
 
Masa inkubasi hampir mirip dengan infeksi virus Dengue, yaitu beberapa hari sampai satu minggu. Sekilas infeksi virus Zika hampir mirip dengan virus Dengue sehingga adanya infeksi ini sering kali tidak terdeteksi karena gejalanya ringan.
 
Dengan istirahat dan banyak minum pasien dapat sembuh. Obat-obat yang diberikan hanya bertujuan untuk mengatasi gejala yang timbul yaitu jika gatal diberikan obat gatal dan jika demam diberikan obat demam.
 
Berbagai laporan di luar negeri, khususnya di Brasil, penyakit infeksi virus Zika ini dihubungkan dengan bayi berkepala kecil (mikrosefali). Jadi, virus ini amat berbahaya bagi ibu-ibu hamil karena bisa menyebabkan kelainan pada otak bayi.
 
Tak heran, pada 15 Januari 2016 pemerintah Amerika melalui US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah memberikan larangan bepergian bagi warganya yang sedang hamil atau sedang berencana untuk hamil. Mereka diminta untuk menunda perjalanan ke negara-negara yang sedang terjangkit virus Zika.
 
Sejauh ini sudah ada 18 negara Amerika Latin dan Karibia yang melaporkan adanya infeksi virus Zika, antara lain Brasil, Barbados, Kolombia, Ekuador, El Salvador, French Guiana, Guatemala, Guyana, Haiti, Honduras, Martinique, Meksiko, Panama, Paraguay, Puerto Rico, Saint Martin, Suriname, dan Venezuela.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif