Aksi buruh di peringatan May Day di Palembang, MTVN - Alwi Alim
Aksi buruh di peringatan May Day di Palembang, MTVN - Alwi Alim (Budi Warsito, Alwi Alim)

Nasib Tenaga Honorer Juga Diperjuangkan di Peringatan Hari Buruh

may day
Budi Warsito, Alwi Alim • 01 Mei 2017 16:36
medcom.id, Palembang: Tenaga honorer juga buruh yang bekerja di pemerintahan. Lantaran itu, buruh di Palembang, Sumatera Selatan, tak melupakan mereka di peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day pada Senin 1 Mei 2017.
 
Ketua Harian Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi) Sumsel, Dodi Haryanto, mengatakan tenaga honorer merupakan buruh di pemerintahan. Namun gaji yang diterima tenaga honorer tak sesuai dengan upah minimum provinsi (UMP). Jaminan kesehatan pun tak diberikan.
 
"Karena itu, kami meminta pemerintah untuk melakukan pengangkatan honorer menjadi pegawai negeri sipil (PNS)," kata Dodi di tengah-tengah aksi buruh di Monpera, Palembang.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Nomor 36 Tahun 2016 tentang sistem pemagangan malah mempersulit tenaga honorer. Sementara tenaga honorer hanya mendapat uang saku yang berlaku hanya untuk satu tahun.
 
Kondisi keuangan tenaga honorer pun dipersulit dengan tarif dasar listrik (TDL) dan bahan bakar minyak (BBM). Dodi pun menilai program pemerintah justru tak bisa mengatasi kesulitan warga.
 
"Karena itu, di hari May Day ini kami menyuarakan aspirasi dan tuntutan kami. Ini bukan suatu perayaan ini merupakan peringatan jerih payah para buruh, sedangkan perusahaan dan pemerintah memperkaya diri mereka sendiri,” tegas Dodi.
 
Nasib Tenaga Honorer Juga Diperjuangkan di Peringatan Hari Buruh
(Aksi buruh di Medan, MTVN - Budi Warsito)
 
Aksi serupa berlangsung di Medan, Sumatera Utara. Ribuan buruh bersuka cita memperingati May Day dengan cara berjoget ria dan mendonorkan darah.
 
Kegiatan dipusatkan di Gelanggang Remaja di Jalan Sutomo, Medan. Wali Kota Medan Dzulmi Eldin dan Kapolrestabes Medan Kombes Sandi Nugroho turut dalam kegiatan.
 
"Kita bukannya tidak menyampaikan aspirasi. Kalau kita aksi di perkantoran, hari ini kan libur, tidak ada aktivitas. Malah dengan begini, aspirasi kita sampai," kata Tarigan, pewakilan massa dari Federasi Serikat Buruh Kimia dan Kesehatan (FSB KIKES).
 
Meski berjoget, tapi mereka tetap menyuarakan tuntutan. Satu di antaranya mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2016 tentang pengupahan. 
 
Mereka juga menuntut penertiban sistem kerja harian lepas, kontrak, borongan, dan alih daya alias outsourcing. 
 
Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengatakan akan menerima aspirasi buruh. Dzulmi mengatakan akan berdialog dengan pengusaha terkait tuntutan tersebut.
 
"Kita sudah lakukan dialog dengan Apindo. Masih ada yang belum disepakati," ucapnya. 
 
Eldin pun yakin akan ada titik temu antara buruh dengan Apindo. "Insyaallah kita bisa lakukan ini. Apalagi 75 persen tuntutan sudah dilakukan,"ucapnya.
 
Tak hanya penyampaian aspirasi, bernyanyi, berjoget dan donoh darah, kegiatan tersebut juga diisi dengan pembagian paket sembako kepada para buruh yang hadir. 
 
Selain kegiatan di Gelanggang Remaja, massa buruh juga berkumpul di Bundaran Jalan Gatot Subroto, dan beberapa lokasi lainnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif