Kasubdit Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM Devy Kamil Syahbana mengatakan gunung tengah berada dalam fase istirahat. Meski gempa vulkanik dan tektonik masih terekam, aktivitas gunung relatif tenang.
"Setelah letusan, aktivitasnya relatif tenang secara kegempaan. Tapi kami masih merekam adanya pergerakan (magma) di tubuh gunung ini. Sehingga kami masih di level empat atau Awas," ungkap Devy di Pos Pantau Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Senin, 25 Desember 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Berdasarkan pengamatan pukul 06.00 hingga 12.00 WITA, puncak gunung tampak berkabut. Kepulan asap kawah bertekanan lemah karena warnanya putih dan kelabu. Intensitas kepulan asap tipis hingga sedang. Tinggi kepulan berkisar 200 sampai dengan 500 di atas puncak. Selama rentang waktu itu, Gunung Agung mengeluarkan lima kali embusan dengan amplitudo 5-26 milimeter atau overscale dengan durasi singkat 20-65 detik.
Jumlah embusan meningkat bila dibandingkan dengan catatan petugas pada pukul 00.00 sampai dengan 06.00 WITA. Di rentang waktu itu, Gunung Agung mengeluarkan embusan sebanyak empat kali dengan amplitudo tiga milimeter durasi 13 detik. Gempa vulkanik dalam juga terdeteksi oleh mesin perekam seismograf sebanyak satu kali dengan amplitudo tujuh milimeter durasi 16 detik. Gempa tektonik jauh pun terekam sebanyak satu kali beramplitudo empat milimeter berdurasi 56 detik.
Pada Sabtu siang, 23 Desember 2017, Gunung Agung menyebutkan asap kelabu dan abu vulkanik. Kepulan asap mencapai ketinggian 2,5 kilometer. Hujan abu vulkanik pun terdeteksi di wilayah Tulamben.
Baca: Gunung Agung Semburkan Asap Kelabu Setinggi 2.500 Meter
Menurut Devy, semburan asap itu berupa erupsi kecil dari Gunung Agung. Sehingga kode peringatan untuk penerbangan atau Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) masih oranye atau berada pada level Waspada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)