Direktur Utama PD Kebersihan Kota Bandung Deni Nurdyana mengatakan, sebanyak 20 persen dari sampah anorganik di Kota Bandung berasal dari kantong plastik. Sampah yang dihasilkan dari bahan non-hayati itu tak dapat diurai oleh alam.
"Target kita bisa berkurang 3 sampai 4 ton per hari. Memang tidak terlalu signifikan mengingat jumlah sampah plastik di Bandung mencapai 120 ton per harinya," kata Deni, di Kantor PD Kebersihan, Jalan Surapati Nomor 126, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (9/2/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Meski tak signifikan, Deni optimistis jumlah sampah kantong plastik bisa terus berkurang. Terlebih dengan adanya sejumlah perusahaan ritel yang akan menerapkan peraturan kantong plastik berbayar ini.
"Meski pengurangannya sedikit, tapi dampaknya besar bagi kesehatan," ujar dia.
Deni menambahkan, pengurangan pemakaian kantong plastik membawa dampak besar bagi pelestarian lingkungan. Ia menuturkan, selain menjadi limbah, sampah kantong plastik juga dianggap tak memiliki nilai ekonomi karena harga jualnya yang rendah.
"Sampah kantong plastik itu dijual hanya Rp200 per kilogram. Makanya sampah ini tidak diminati oleh pemulung. Sudah harganya murah dan tidak ada manfaatnya juga," imbuh dia.
Deni berharap dengan diberlakukannya peraturan kantong kplastik berbayar, masyarakat bisa lebih bijak saat berbelanja. “Saya harap masyarakat bisa mengurangi pemakaian kantong kresek. Mending bawa tas sendiri dari rumah. Mari kita mulai gaya hidup yang ramah lingkungan,” ujar Deni.
Berdasarkan data PD Kebersihan, sampah di Kota Bandung mencapai 1.500 ton per hari. Sebesar 60 persen dari sampah itu merupakan sampah organik dan 40 persen sampah anorganik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(TTD)