Sabilan Riyanto, ayah Dwi mengaku tak percaya terkait kabar kematian anaknya tersebut. "Tapi mungkin memang sudah takdir. Kami akhirnya mengikhlaskan," katanya di rumah duka Jalan Flamboyan, Sambilegi Kidul, Maguwoharjo, Depok, Kabupaten Sleman, Jumat, 2 Februari 2018.
Ia menuturkan, kabar duka pertama kali didengar oleh istrinya. kala itu, sang istri memperoleh kabar duka bahwa Dwi telah berada di Rumah Sakit Hermina. Setelah mendapat kabar, sang istri segera menghubungi Riyanto.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Istri saya telepon dan meminta ke RS Hermina. Katanya kena angin duduk," ujarnya.
Singkat cerita, Riyanto bergegas menuju RS Hermina. Setibanya di RS Hermina, Dwi sudah meninggal. Dia pun tak sempat menemui teman Dwi, yang mengantar Dwi ke rumah sakit.
Baca: Mahasiswi Universitas Amikom Tewas dalam Kegiatan Mapala
Riyanto mengungkap, tak ada bekas luka di tubuh anaknya tersebut. Selain itu, Dwi kata sang ayah, tak memiliki riwayat penyakit kronis semasa hidup. Menurutnya, Dwi memiliki fisik yang kuat karena hobi mendaki gunung.
"Hobinya naik gunung itu sejak SMP. Sudah beberapa kali Dwi naik gunung. Dia rajin latihan fisik katanya bercita-cita jadi tentara," jelasnya.
Sementara itu, terkait barang milik Dwi beberapa telah dikembalikan oleh pihak universitas. Namun dompet dan matras milik Dwi, menurutnya belum dikembalikan ke pihak keluarga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)