Jumadi, warga Bantul yang bekerja di tempat produksi pipa berbahan sampah plastik. Medcom.id-Ahmad Mustaqim
Jumadi, warga Bantul yang bekerja di tempat produksi pipa berbahan sampah plastik. Medcom.id-Ahmad Mustaqim (Ahmad Mustaqim)

Keuletan Boy Candra Bekali Warga Olah Sampah Plastik

sosok Sosok Inspiratif
Ahmad Mustaqim • 19 Februari 2019 19:42
Bantul: Jumadi tampak mengusap peluh keringat menghadapi mesin produksi pipa di tempatnya bekerja di Dusun Bungsing, RT 4 Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa, 19 Februari 2019. Siang itu, Jumadi sedang melakukan salah satu bagian produksi pipa berbahan dasar sampah plastik jenis PVC (PolyVinyl Chloride). 
 
Lelaki lulusan SMP ini bekerja di tempat daur ulang sampah plastik ini sejak 10 Juli 2017. Mulanya, ia sebagai kuli panggul di salah satu perusahaan kayu di Bantul. 
 
Bekerja di pabrik produksi pipa milik Boy Candra, Jumadi sama sekali tak memiliki keterampilan. Sang pemilik pabrik kemudian memberikan pelatihan kepada Jumadi soal pengolahan sampah plastik jenis PVC hingga menjadi pipa. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Masuk kerja saya enggak tahu apapun. Lalu diajari olah bahan. Mengolah tepung dari sampah. Lalu mengoperasikan mesin produksi," ujar bapak dua anak ini. 
 
Jumadi mengaku menemui berbagai kesulitan dalam bekerja. Sebab, sampah plastik jenis PVC merupakan salah satu jenis sampah yang sulit diperlakukan. 
 
"Pertama di sini bingung. Kok bisa sampah plastik jadi pipa. Prosesnya ada memasukan tepung dari sampah ke mesin. Kadang tepung terlalu matang, kadang kurang matang," katanya. 
 
Baca: Berangkat dari Kebangkrutan, Boy Candra Produksi Pipa dari Sampah Plastik
 
Ia mengaku terus belajar selama bekerja di sana. Meski lebih sulit dibanding tempatnya bekerja dulu, Jumadi merasa lebih nyaman. 
 
Semula, ia mendapatkan gaji sesuai UMP di Bantul, sekitar Rp1,6 juta per bulan. Kini, ia sudah bergaji sekitar Rp2 juta per bulan. 
 
Pabrik produksi pipa dari sampah plastik jenis PVC ini merupakan kepunyaan Boy Candra yang mulai berjalan pada 2015. Industri yang masih skala kecil ini baru mampu memproduksi 2 ribu batang pipa dalam sehari. Produksi pipa pun bisa dibuat dalam berbagai ukuran.  
 
Sementara itu, Sarjiman juga menjadi salah satu orang yang bekerja di pabrik itu. Sarjiman bekerja di bagian awal, yakni memilah dan menghancurkan sampah plastik jenis PVC. 
 
Warga Plumutan, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul ini mengaku heran dengan langkah Boy memproduksi pipa dari sampah. Namun, ia enggan memikirkan lantaran yang penting bisa bekerja. 
 
Sebelumnya, ia bekerja di tempat fotokopi di Jalan Gejayan, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. "Saya sejak awal Pak Boy merintis, tahun 2004 ikut bantu. Sehari dapat Rp60 ribu. Lumayan, bekerja tidak begitu jauh dari rumah," kata lelaki lulusan sekolah dasar (SD) ini. 
 
Boy menuturkan, pihaknya mempekerjakan sekitar 50 orang warga di Yogyakarta, sebagian besar warga Bantul. Ia menempatkan sesuai dengan kemampuan dan ketekunan dalam belajar. Boy memberikan sejumlah pelatihan pengolahan sampah plastik jenis PVC ke sejumlah tenaga di bagian produksi. 
 
"Jumadi itu awalnya bagian bawah. Karena tekun, ia sekarang ibaratnya sudah jadi kapten di dalam produksi," ujarnya. 
 
Menurut dia, sistem pengupahan juga disesuaikan dengan. Kemampuan bekerja. Ia selalu memberikan kesempatan bagi pekerjanya yang tekun dan mau belajar. 
 
Ia berencana terus mengembangkan produksinya. Artinya, keperluan tenaga kerja berpotensi bertambah. "Saya sudah mendapat kepercayaan masyarakat. Sudah ada yang tanya kapan akan dikembangkan," ungkapnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ALB)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif