Koordinator Tim Penyusun Naskah Akademik Ratno Lukito menyampaikan, penelitian yang dilakukan tim secara objektif dan terbuka. Selain terjun ke lapangan, juga mencari sumber primer berupa buku dan karya ilmiah.
Buku-buku tersebut ditulis penulis Belanda dan Portugis yang ditulis pada masa yang hampir bersamaan dengan masa Ratu Kalinyamat. "Di hadapan bapak ibu sekalian, itu buku yang ditulis pada abad ke 16. Ini membuktikan Ratu Kalinyamat bukan mitos, tapi benar-benar fakta," ujar Ratno, Senin, 15 April 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sumber primer itu di antaranya ditulis Fernao Mendez Pento dan Diego de Canto dari Portugis. Sumber itu diambil langsung dari Portugis.
Catatan Diego de Canto menyebutkan, Ratu Kalinyamat seorang anak raja yang memiliki pandangan hidup dan citra diri yang baik. Wilayah kekuasaannya meliputi Jepara, Kudus, Blora, dan Demak.
Sementara dalam catatan yang ditulis Fernao Mendez Pinto saat mengunjungi Banten pada 1544, mendapati utusan perempuan bangsawan tinggi dari Raja Demak. "Yaitu disebut Nyai Pombaya atau pembayun, putri pertama raja yang merujuk pada Ratu Kalinyamat," kata Ratno.
Sekretaris Daerah Kabupaten Jepara, Sholih memgatakan, nama Ratu Kalinyamat sudah melekat pada masyarakat Jepara. Ratu Kalinyamat bukan mitos dan perempuan pemimpin Jepara. Bekas wilayah kerajaan Ratu Kalinyamat kini menjadi nama desa dan kecamatan.
"Nama Ratu Kalinyamat juga sudah dijadikan nama jalan. Ke depan ikon dan penamaan tentang Ratu Kalinyamat akan ditambah lagi," ujar Sholih.
Baca: Pemkab Jepara Sambut Upaya Jadikan Ratu Kalinyamat Pahlawan
Ketua Yayasan Dharma Bakti Lestari Moerdijat mengungkapkan, gagasan mengajukan gelar Pahlawan Nasional untuk Ratu Kalinyamat muncul sejak tiga tahun terakhir. Latar belakar akademik yang dimiliki dan kecintaan akan sejarah mendorong mereka untuk meneliti dan menelisik lebih dalam tentang Ratu Kalinyamat.
"Kemudian kami berduskusi dengan teman-teman di Jepara dan menyambut baik gagasan kami ini," ungkap Lestari.
Sosok Ratu Kalinyamat kembali diusulkan menjadi pahlawan nasional. Putri Raja Demak Sultan Trenggana itu dinilai perempuan bergagasan besar dalam poros maritim.
Naskah akademik dan bukti penting dari sosok ini digarap pakar dari lima universitas ternama Indonesia.
Baca: Naskah Akademik Ratu Kalinyamat Libatkan Pakar Lima Universitas
"Banyak ide-ide besar dan luar biasa yang sudah dimiliki oleh Ratu Kalinyamat sebagai perempuan saat itu yang sudah melampaui jauh zamannya, antara lain adalah gagasan poros maritim," kata perempuan penggagas Yayasan Dharma Bakti ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)