Bahkan beberapa rombongan warga mendatangi lokasi sengaja menyewa kendaraan roda empat bak terbuka. Mereka terdiri dari baik ibu-ibu, bapak-bapak, hingga anak-anak.
"Selain warga Salem, mereka yang datang ada yang dari luar daerah. Seperti Majenang, Bantarkawung, dan Bumiayu,” kata Kapolres Brebes AKBP Sugiarto di Posko Bencana Desa Pasirpanjang, Brebes.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia mengaku telah membuat batas dengan garis polisi agar warga tidak mendekati lokasi longsoran. Namun, banyak warga yang nekat untuk melihat lebih dekat.
(Baca: Kisah 2 Warga yang Selamat dari Longsor Brebes)
Layaknya orang bertamasya, mereka kebanyakan tidak datang sendirian, tapi rombongan baik bersama suami, istri dan anak atau kerabat. Sugiarto menyayangkan sikap warga tersebut
"Ini bukan tontonan, tapi ini bencana. Jadi saya harap masyarakat yang tidak berkepentingan tidak ke lokasi bencana. Sehingga tidak menambah korban, karena lokasi masih rawan," pintanya.

Petugas dan relawan mencari korban di lokasi longsor di Desa Pasirpanjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, pada Jumat, 23 Februari 2018. Foto: Medcom.id/Kuntoro Tayubi
Salah satu warga, Runeti, mengaku sengaja datang ke lokasi bencana karena penasaran proses evakuasi korban yang saat ini masih tertimbun longsor. Ia sedih melihat korban-korban yang tertimbun dan masih belum ditemukan.
"Saya pengin melihat proses pencarian korban yang jumlah cukup banyak,” katanya singkat.
Bencana tanah longsor melanda hutan produksi milik perhutani BKPH Salem KPH Pekalongan Barat di petak 26 RPH Babakan di Desa Pasirpanjang, Kecamatan Salem, Brebes, Kamis, 22 Februari 2018.
Lebih dari 500 personel gabungan membantu mencari korban di empat titik berbeda. Dengan begitu sudah 7 korban meninggal akibat longsor yakni, Karsini, 56; Casto, 48; Wati, 86; Rademi, 50; Kiswan, 42; Carki, 53; dan Wartinah, 46.
(Baca: Total 7 Korban Tewas Akibat Longsor Brebes)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)