Suyatmi, 60, warga Kretek, Bantul, sudah menerapkan diet kantong plastik sejak empat tahun lalu. Dia lebih memilih membawa tas miliknya yang terbuat dari kain, dibanding menggunakan kantong plastik.
"Saya suka bawa tas ini karena lebih kuat dari kantong plastik kresek. Kalau pakai kantong plastik, barang saya sering jatuh atau tercecer. Repot jadinya," kata Suyatmi di Yogyakarta, Jumat (5/2/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dia mengatakan, sejumlah toko ritel sudah menawarkan tas belanja seperti miliknya ke banyak konsumen. Tapi, menurutnya masih banyak yang menolak, salah satunya generasi muda.
"Anak muda seperti anak saya, malas bawa tas ini. Ribet katanya. Padahal repot mengurusi kantong plastik kresek yang numpuk dirumah," ujarnya.
Dwi Rachmanto, 37, warga Kota Yogyakarta, menyambut positif adanya kebijakan kantong plastik berbayar. Menurutnya, sudah saatnya pemerintah tegas terkait penggunaan kantong plastik.
"Selokan yang mampet kebanyakan karena sampah Plastik. Warga Yogyakarta memang harus disadarkan soal sampah dengan peraturan ini," pungkas seniman muda ini.
Ia menerapkan pola hidup hemat, dengan membawa botol minum saat berpergian untuk menghindari sampah botol plastik.
Meskipun Suyatmi dan Dwi sudah lebih dulu menerapkan diet plastik, menurut mereka, belum ada sosialisasi dari pemerintah terkait kebijakan kantong plastik berbayar itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)