Mereka berkumpul membentuk sekretariat bersama untuk menyikapi Sabdaraja Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Prabukusumo mengatakan, sebagai adik Sultan, ia mengaku sudah tak bisa berbuat banyak untuk menyikapi sabdaraja. Ia mengklaim telah mendapat tekanan dari kelompok yang mendukung sabdaraja Sultan HB X.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Adik-adik Sultan sudah tidak bisa bergerak," ujarnya kepada Metrotvnews.com, di Halaman Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta, Senin (15/6/2015).
Ia menjelaskan berkumpulnya kelompok tersebut akan membahas penyikapan sabdaraja Sultan. Kelompok itu akan bertugas sejak Ramadan di Ndalem Yudhanegara. "Setelah selesai, sikap akan segara kami sampaikan," ujarnya.
Ia bersikukuh Sabdaraja Sultan telah melanggar hukum. Keraton Yogyakarta dan Puro Pakualaman, kata dia, telah menjadi bagian NKRI dan menjadi warisan budaya. "Artinya, tidak boleh mengubah, menghilangkan, apalagi mengganti," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)