Dalam rekonstruksi yang digelar Maret 2017 lalu, korban Muhammad Fadhli diperankan oleh petugas.
Dalam rekonstruksi yang digelar Maret 2017 lalu, korban Muhammad Fadhli diperankan oleh petugas. (Pythag Kurniati)

Kasus Mapala UII, Dokter Puskesmas Tawangmangu Kembali Diperiksa

kekerasan di mapala uii
Pythag Kurniati • 18 April 2017 13:14
medcom.id, Karanganyar: Penyidik Polres Karanganyar, Jawa Tengah kembali meminta keterangan dokter dari Puskesmas Tawangmangu. Pemeriksaan untuk mendalami penyebab kematian Muhammad Fadhli, korban pertama meninggal di kasus diksar The Great Camping (TGC) XXXVII Mapala Unisi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
 
Mengenai kematian Fadhli, Jaksa Penuntut Umum merasa masih ada keterangan yang perlu diberikan. Sehingga berkas perkara yang telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Karanganyar dikembalikan ke Polres Karanganganyar untuk dilengkapi.
 
Kapolres Karanganyar AKBP Ade Safri Simanjuntak menjelaskan, saksi ahli yang diperiksa adalah dokter yang menangani korban Fadhli. “Kami telah memeriksa dokter dari Puskesmas Tawangmangu tiga hari. Saat ini, pemeriksaan telah selesai dilakukan,” ungkap Kapolres Karanganyar saat ditemui di Kecamatan Jaten, Karanganyar, Selasa, 18 April 2017.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Seperti diketahui korban meninggal dunia pertama, Muhammad Fadhli diduga menghembuskan nafas terakhir sebelum tiba di Puskesmas Tawangmangu. Jasad Fadhli tidak diautopsi. Karena, saat itu, pihak keluarga tidak menghendaki.
 
Sehingga polisi memerlukan keterangan lengkap dari dokter Puskesmas Tawangmangu yang menangani mahasiswa Teknik Elektro UII tersebut. Keterangannya akan kita dicocokkan dengan dokter RSUD Karanganyar dan tim medis Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta.
 
Pemeriksaan dokter puskesmas tersebut ditujukan untuk melengkapi berkas perkara dua tersangka kasus diksar Mapala UII yakni Muhammad Wahyudi dan Angga Septiawan.
 
Setelah berkas kedua tersangka lengkap, polisi akan menyasar tersangka-tersangka baru. “Ketika berkas pertama sudah dinyatakan lengkap maka untuk berkas tersangka baru tinggal melengkapi. Karena semua saling berkaitan,” tutupnya.
 
Berdasarkan rekonstruksi yang dilakukan pada Maret lalu, tindak kekerasan pada korban Muhammad Fadhli mulai dilakukan di ‘Lembah Penyiksaan’. Tas Muhammad Fadli terbongkar saat ia diperintah melakukan gerakan merayap. Korban pun sempat mengatakan tidak kuat dan ingin mundur. Setelah itu, Fadhli justru menjadi bulan-bulanan seniornya.
 
Tidak hanya mendapat tamparan, Fadhli pun harus merasakan tendangan, pukulan di perut dan dada. Mahasiswa Teknik Elektro UII yang bergabung dalam regu satu itu juga mendapatkan pukulan di bagian kening.
 
Muhammad Fadhli menjadi korban pertama meninggal dalam diksar maut itu. Disusul Syait Asyam dan Ilham Nur Padmy Listiadin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif