Ilustrasi -- MI/Furqon Ulya Himawan
Ilustrasi -- MI/Furqon Ulya Himawan (Patricia Vicka)

Sarang Lidi DIY Tolak Sekolah Lima Hari

sekolah sehari penuh
Patricia Vicka • 22 Juni 2017 16:06
medcom.id, Yogyakarta: Rencana penerapan sekolah lima hari oleh pemerintah mendapat tentangan dari Persatuan Orang Tua Peduli Pendidikan (Sarang Lidi) DIY. Sistem tersebut dikhawatirkan mengganggu psikologi dan tumbuh kembang anak.
 
Ketua Sarang Lidi DIY Yuliani Putri mengatakan, waktu bermain anak akan berkurang jika jam sekolah ditambah. Akibatnya, anak akan semakin jarang bersosialisasi di masyarakat.
 
"Saya mengkhawatirkan psikologi anak yang masih SD atau SMP. Waktu tidur siang dan main mereka akan diambil. Saya khawatir, mereka akan jenuh dan lelah karena jam sekolah ditambah," kata Yuli di Yogyakarta, Kamis 23 Juni 2017.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Waktu libur dua hari yang bertujuan meningkatkan hubungan antaranggota keluarga juga dirasa kurang tepat diterapkan di DIY. Pasalnya, sebagian besar orang tua di DIY membuka usaha kecil menengah yang tak mengenal sistem libur dua hari.
 
"Kalau diterapkan di Jakarta yang sebagian besar orang tua bekerja kantoran memang cocok. Tapi kalau di DIY, kan sebagian besar orang tua pemilik UKM. Saat anak libur dua hari, orang tua bingung tidak bisa mengontrol," tutur Yuli.
 
(Baca: Presiden Tata Ulang Aturan Sekolah 5 Hari)
 
Kepala SD Negeri 4 Wonosari, Gunung Kidul, Eko Pramono juga keberatan dengan sekolah lima hari. Sebab, SD Negeri 4 Wonosari tak memiliki fasilitas lengkap sesuai persyaratan sekolah lima hari yang ditetapkan pemerintah.
 
"Kami belum punya masjid dan kantin. Padahal, dalam sekolah lima hari diminta ada kantin dan masjid untuk siswa makan dan belajar ngaji," keluh Eko.
 
Ruang kelas dan lapangan di SD Negeri 4 Wonosari juga dinilainya masih jauh dari ideal. SD Negeri 4 Wonosari hanya memiliki delapan ruangan untuk kelas dan ruang guru.
 
Masing-masing kelas memilki luas 6 x 8 meter. Padahal, luas ruang kelas idealnya 8 ]x 8 meter.
 
Jika sekolah lima hari benar-benar diterapkan, Eko meminta Pemkab Gunungkidul dan Pemda DIY memberi bantuan untuk membangun fasilitas dan sarana yang dibutuhkan.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(NIN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif