Lelaki berusia 60 tahun ini mendapat sebutan Lennon karena ketika mengamen kerap membawakan lagu-lagu The Beatles. Lennon merupakan nama kepanjangan dari salah satu pentolan The Beatles, John Lennon.
Bermodal gitar, harmonika, dan suaranya yang khas, ia menghibur orang-orang di warung makan hingga tempat nongkrong di sekitar Jalan Kaliurang. Tampilannya pun layaknya para personel The Beatles ketika manggung: rapi dengan baju ngejreng, celana jeans pensil, gaya rambut sutcliffe, serta kacamata.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Saya beberapa kali disapa bule-bule dan dia request lagu," kata Pieter saat ditemui Metrotvnews.com di kediamannya, di Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Jumat (4/3/2016).

Lelaki kelahiran Salatiga, 29 September 1955 ini, sebenarnya bukanlah murni pengamen. Pasalnya, ia pernah menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta pada 1970-an. Lantaran tak punya uang, Pieter memutuskan tak melanjutkan studi.
Putus studi, bapak beranak satu ini menceritakan kalau dia keluar kota diam-diam untuk mengamen pada tahun 1984. "Orang tua kan gak seneng. Wong kuliahan kok ngamen," kata dia.
Ia mengamen dari kota ke kota. Selang berapa lama, ia memutuskan mengamen dari kampung ke kampung di Yogyakarta. Sambutan tak mengenakkan justru kerap ia dapati. Mulai dari disiram air, diusir, bahkan dapat ancaman pembunuhan. Meski begitu, ia tetap bisa menerimanya.
Pieter sempat memutuskan berhenti mengamen setelah menikah. Untuk mencari penghasilkan, lelaki kelahiran Salatiga, Jawa Tengah, ini memilih bisnis indekos. Tanpa ia duga, hasrat bermusik itu kembali muncul.
Hal itu bermula ketika Pieter bertemu rekannya lulusan Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI)--sekarang Institut Seni Indonesia (ISI)--pada 1990-an. "Dia bilang, kamu punya talenta untuk bermusik. Kamu harus melakukannya," kata Pieter mengisahkan.
Dari sanalah sebutan "Lennon" perlahan disematkan kepada Pieter. Bahkan, ada sejumlah artikel di Jerman dan Inggris yang mengulas tentang kehidupannya.
Ia menambahkan, meski sebagai pengamen, prinsip yang dipegangnya adalah untuk menghibur orang lain. Jika lagu belum selesai dinyanyikan, pemberian uang, meskipun recehan, belum akan diterima.
"Pemberian uang beragam, ada recehan, kadang bisa sampai Rp50 ribu atau Rp100 ribu. Jika tidak dikasih juga gak papa," kata dia.
Di samping mengamen, belum lama ini Pieter juga pernah didatangi juara III kompetisi pencarian bakat menyanyi dari Jerman, Stevie Kremer. Bersama Stevie, mereka berkolaborasi dalam lagu berjudul Wanita Mulia. "Lagunya sudah diaransemen. Rekamannya di sini lalu diubah ke dalam bahasa Inggris di sana," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)