Sri Handayani, menunjukkan foto anak tunggalnya saat masih SMA. (MTVN-Ahmad Mustaqim)
Sri Handayani, menunjukkan foto anak tunggalnya saat masih SMA. (MTVN-Ahmad Mustaqim) (Ahmad Mustaqim)

Ada Luka pada Jasad Mahasiswa UII

kekerasan di mapala uii
Ahmad Mustaqim • 23 Januari 2017 15:23
medcom.id, Sleman: Dua mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Muhammad Fadhli dan Syait Asyam tewas selepas mengikuti acara pendidikan dasar atau The Great Camping (GC), yang digelar Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UII di Gunung Lawu Lereng Selatan, Tawangmangu, Jawa Tengah, 13-20 Januari. 
 
Fadhli, mahasiswa Teknik Elektro UII, asal Batam, tewas dalam perjalanan menuju RSUD Karanganyar, Jumat 20 Januari. Sementara, Asyam tewas setelah berada di RS Bathesda Yogyakarta, Sabtu 21 Januari. 
 
Ibunda Asyam, Sri Handayani tidak mengira putra tunggalnya akan pergi selamanya. Ia menduga, Asyam meninggal karena dianiaya lantaran ditemukan luka di sejumlah bagian tubuhnya. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Sri menyatakan sempat melihat tangan anaknya penuh luka saat dirawat di RS Bethesda Yogyakarta, Sabtu 21 Januari. Selain itu, Asyam mengaku merasa sakit di bagian punggungnya. 
 
"Anak saya yang tadinya ganteng menjadi penuh luka. Saya sempat dipanggil dokter, dokter hanya mengatakan, ya, seperti itulah (kondisi Asyam)," kata Sri ditemui di kediamannya di Jetis, Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Senin (23/1/2017). 
 
Mahasiswa kelahiran 7 Juli 1997 itu disebut masuk RS Bethesda dalam kondisi cukup kritis, Sabtu pagi. Siang harinya, Sri menuju RS Bethesda dan diminta dokter menanyai Asyam lantaran kondisinya makin memburuk. 
 
Sri menyebutkan, dengan kemampuan berbicara sekitar 60-70 persen, Asyam mengatakan pungungnya sempat disabet dengan rotan.
 
"Anak saya juga bilang, leher berat, sakit. Bawa air terlalu banyak. Punggung dipukul (dengan rotan) 10 kali. Diinjak. Jangankan ngomong, anak saya bernafas saja susah waktu itu," ungkapnya. 
 
Melihat kondisi anaknya semakin buruk, Sri menghentikan perbincangan. Menurut dia, Asyam sempat meminta maaf kepadanya. "Saya yang menemaninya sampai sakaratul maut," ujarnya. 
 
Sekitar pukul 14.45 WIB, Asyam mengembuskan nafas terakhir. Asyam dikebumikan di makam keluarga tak jauh dari kediamannya. 
 
Sri menuturkan tak tahu persis siapa yang mengantarkan anaknya ke rumah sakit. Namun, pada sore hari setelah Asyam meninggal, Sri bertemu seseorang bernama Andi yang mengaku mengantar Asyam dari menggendong hingga ke rumah sakit. 
 
Lilik Margono, 51, paman Asyam, mengatakan hingga Asyam dimakamkan belum ada penjelasan resmi dari panitia GC atau kampus UII terkait kematian keponakannya itu. Meskipun, sudah ada perwakilan kampus yang datang melayat dan sebatas menyampaikan rasa belasungkawa.
 
Rektor UII, Harsoyo mengatakan kegiatan GC Mapala UII dilakukan saban tahun dan sesuai aturan mekanisme kampus. Ia mengaku sudah membentuk tim investigasi untuk menelusuri kasus itu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif