Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta I Gusti Made Agung Nandaka mengatakan potensi banjir lahar masih ada meski sudah berkurang. "Kalau ada hujan di lereng Merapi warga yang melakukan kegiatan di sekitar sungai harap waspada," ujarnya di Yogyakarta, Selasa (21/6/2016).
Selain itu, para pemandu wisata yang membawa wisatawan ke sekitar lereng merapi juga diminta peka pada cuaca dan memperhatikan tanda-tanda alam.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Terus monitor informasi cuaca dan situasi lereng gunung terkini. Dan peringatan bahaya. Disetiap sungai kan ada early warning system," tegasnya.
Made menjelaskan ada tiga sistem pemantauan banjir lahar dingin di sungai-sungai yang terhubung dengan Merapi. Pertama, pemantauan visual dengan closed circuit television yang bisa dipantau langsung dari kantor BMKG.
Kedua, dengan sensor getaran dan ketiga, dengan sensor curah hujan. BPPTKG memiliki 20 alat sensor curah hujan.
Sungai-sungai yang berpotensi bajir lahar dingin antara lain sungai Woro di Klaten. Kali Gendol, Kali Kuning di Boyong Sleman. Kali Apu, Kali Pabean, Kali Putih, dan Kali Senowo, di Magelang.
Koordinator Pos Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY Joko Budiono mengatakan cuaca ekstrem akan memicu curah hujan tinggi disertai angin kencang dan petir. Cuaca ini rawan memicu banjir dan longsor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)