Sri mengatakan Asyam meraih dua medali emas bidang Kimia dalam ajang International Science Project Olympiad (ISPrO) dan Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) pada 2014 di Jakarta.
Prestasi tertinggi Asyam yakni menggondol medali emas bidang kimia di ajang International Environment Sustainability Project Olympiad (INESPO) 2014 di Belanda. "Penelitiannya saat itu soal lingkungan di lautan. Anak saya bertemu langsung dengan Meteri Luar Negeri Retno Marsudi," ujar Sri saat ditemui di Dusun Jetis, Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Senin (23/1/2017).
Dari prestasinya itu, lanjutnya, Asyam diundang untuk menemui Presiden Joko Widodo atas pencapaiannya dalam kompetisi internasional. Menurut Sri, anak semata wayangnya memiliki cita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Setelah lulus Universitas Islam Indonesia, anak saya ingin melanjutkan kuliah ke London, Inggris," kata dia.
Sayangnya, Asyam tewas selepas mengikuti acara pendidikan dasar atau The Great Camping (GC), yang digelar Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UII di Gunung Lawu Lereng Selatan, Tawangmangu, Jawa Tengah, 13-20 Januari. Asyam tewas setelah berada di RS Bathesda Yogyakarta, Sabtu 21 Januari.
Selain Asyam, Muhammad Fadhli, mahasiswa Teknik Elektro UII, asal Batam, juga tewas dalam perjalanan menuju RSUD Karanganyar, Jumat 20 Januari.
Keluarga menduga kematian mahasiswa tersebut diduga akibat penganiayaan. Rektor UII, Harsoyo menyatakan pihak kampus masih mendalami kasus tersebut memalalui tim investigasi yang sudah dibentuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)