Petugas gabungan, Satpol PP, Muspika Gringsing, PolHut Perhutani KPH Kendal dengan dibantu Satpol PP Provinsi Jawa Tengah serta anggota TNI/Polri, meratakan bangunan semi permanen itu.
Kepala Administratur Perhutani KPH Kendal, Sunarto kepada Metrotvnews.com mengatakan jika keberadaan warung yang seharusnya untuk area istirahat, justru disalahgunakan. Rata-rata digunakan untuk ajang plus-plus.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Para pedagang pemilik warung ini memang menempati kawasan lahan milik Perhutani. Awalnya hanya digunakan untuk warung kopi, sebagai rest area. Tapi, informasi yang kami dapat justru disalahgunakan untuk kegiatan ajang karaoke dan plus-plus,” kata dia di lokasi penertiban warung remang-remang.
Bupati Batang, Yoyok Riyo Sudibyo saat dijumpai di lokasi penertiban mengatakan pemerintah Kabupaten Batang akan segera memberikan surat kepada Perhutani KPH Kendal, agar kawasan ini dikembalikan sesuai fungsinya.
“Saya mendengarnya seperti itu, selain digunakan untuk warung kopi, katanya juga dijadikan sebagai ajang esek-esek atau plus-plus,” ujarnya.
Sementara itu, Kasatpol PP Batang Ulul Azmi AP MM menambahkan, para pemilik warung telah melanggar kesepakatan yang telah dibuat bersama. Selain bangunan warung yang tertutup, juga dilengkapi bilik-bilik kamar. Kerap terjadi transaksi seksual di warung-warung tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)
