Sejumlah siswa SMPN 3 Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (9/8/2016). (Metrotvnews.com/Patricia Vicka)
Sejumlah siswa SMPN 3 Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (9/8/2016). (Metrotvnews.com/Patricia Vicka) (Patricia Vicka)

Sekolah Tak Punya Dana Laksanakan Full Day School

sekolah sehari penuh
Patricia Vicka • 09 Agustus 2016 15:05
medcom.id, Yogyakarta: Tidak sedikit sekolah di Yogyakarta belum siap dengan wacana Mendikbud soal sekolah sehari penuh alias full day school. Sarana prasarana dan anggaran sekolah belum siap untuk mendukung wacana itu.
 
Wakil Kepala SMPN 3 Depok, Sleman Suhartono mengatakan jika kebijakan itu diterapkan, pemerintah harus memikirkan kesejahteraan guru dan siswa. Bila jam belajar mengajar bertambah, siswa dan guru perlu diberi makan siang.
 
"Tidak mungkin kami biarkan mereka kelaparan. Sementara, kami tidak mungkin membebankan dana itu ke orangtua," ujar Suhartono di ruang kerjanya, Selasa (9/8/2016).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Kebijakan ini juga dikhawatirkan akan membebani para guru. Adanya tambahan jam sekolah, para guru harus menyusun kurikulum tambahan. Padahal selain mengajar, para guru juga harus menyusun materi pelajaran, mempersiapkan silabus dan mengurusi kegiatan administrasi lainnya.
 
Keberatan serupa juga diutarakan Kepala SMPN 1 Prambanan Agus Dwiyono. Isi materi tambahan perlu dipikirkan masak-masak apakah akan menambah materi pelajaran formal atau materi softskill.
 
"Kalau di sekolah kelamaan dan diisi kegiatan belajar terus menerus saya rasa engga efektif. Malah membosankan untuk siswa," katanya.
 
Orangtua siswa Hatta Aditia, 38, lebih suka bila anaknya pulang cepat. Sebab, anak bisa puas bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya.
 
"Kalau kelamaan di sekolah kasihan. Bisa bosan dan stres dia belajar terus. Bermain dan bersosialisasi itu bagian dari tumbuh kembang anak," paparnya.
 
Wacana sekolah sehari penuh disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi. Tapi, dia akan mempertimbangkan masukan masyarakat. Termasuk daerah mana saja yang cocok dengan sistem full day school, sesuai sosial dan geografisnya.
 
Misal, kawasan perkotaan yang orangtuanya sibuk di luar rumah. Karena itu, suasana sekolah harus dibuat menyenangkan. Jadi, setelah pembelajaran formal setengah hari, selanjutnya diisi kegiatan ekstrakurikuler.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif