"Lantaran itu, saya lebih baik memutar ke Slawi tapi lebih lancar karena khawatir mengantre hingga lebih enam jam," kata Surahman, warga Pondok Pinang, Jakarta, saat ditemui di rest area Km 229 tol Pejagan, Senin (4/7/2016) dini hari.
Surahman mengaku dalam perjalanan pulang mudik ke Pekalongan. Ia sudah mengantre selama kurang lebih delapan jam dari Jakarta hingga Palimanan. Ia tak mau kembali terjebak antrean sehingga memutar arah ke simpang Dermoleng-Ketanggungan-Jatibarang-Slawi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Begitu pula dengan Taufik dan Tarum yang memilih jalur memutar menuju Kendal.

(Pemudik berhamburan keluar saat kendaraan macet total di Pejagan-Brebes, Minggu 3 Juli 2016, MI - Arya Manggala)
Sementara itu di pintu Tol Pejagan, Polisi mengalihkan kendaraan ke jalur alternatif Pejagan-Prupuk. Meski perlahan, kendaraan tetap masih bisa bergerak.
Di Simpang Klonengan, kendaraan mengantre hingga lebih satu jam menuju Ketanggungan. Namun arus kendaraan tetap lancar hingga Slawi.
Kepadatan juga masih terjadi dari Pejagan ke arah Pantura Brebes-Tegal. Pengendara harus antre sampai satu jam lebih untuk masuk jalur pantura karena sistem buka tutup kendaraan di pertigaan.
Haryono, pemudik asal Lenteng Agung, mengatakan sejak ke luar dari Pejagan pada Senin pukul 02.00 WIB, kendaraanya baru sampai di Kota Brebes dua jam kemudian, padahal jarak keduanya hanya 15 kilometer.
Kendaraan di pantura menjelang masuk jalur Brebes menuju Tegal hanya bisa bergerak dengan kecepatan 10 sampai 20 kilometer per jam dengan sesekali berhenti.
Di ruas Brebes-Tegal, polisi masih menerapkan sistem "contra flow" di mana satu lajur dari arah Tegal digunakan untuk kendaraan ke arah timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)