Ayah almarhum Muhammad Fadli, Adi Suryono, 53, mengaku, untuk mengungkapkan apa yang sesungguhnya terjadi bukan perkara mudah. Lebih-lebih para peserta diksar mengalami perlakuan-perlakuan 'mengerikan' secara langsung.
"Saya tahu bagaimana pun juga pengalaman ini pasti berat untuk mereka (peserta diksar). Jadi saya mengapresiasi keberanian mereka mengungkap kasus ini," kata Adi saat ditemui di lokasi rekonstruksi, Desa Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin, 13 Maret 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Mengenai tidak dihadirkannya dua tersangka dalam rekonstruksi, ia bilang, akan berpengaruh pada kondisi psikis peserta diksar. "Kalau panitia dan tersangka tidak hadir, saya kira peserta akan lebih los mengungkapkan. Karena tidak berhadapan langsung," jelas dia.
Adi sengaja datang menyaksikan rekonstruksi bersama dengan adiknya (paman korban). Ia tampak tabah mengikuti adegan demi adegan diksar Mapala UII.
Tindak kekerasan pada putranya terjadi ketika berada di 'Lembah Penyiksaan'. Tas Muhammad Fadli terbongkar saat ia diperintah melakukan gerakan merayap.
Korban pun sempat mengatakan tidak kuat dan ingin mundur. Setelah itu, Fadhli justru menjadi bulan-bulanan seniornya.
Tidak hanya mendapat tamparan, Fadhli pun harus merasakan tendangan, pukulan di bagian perut dan dada. Mahasiswa Teknik Elektro UII yang bergabung dalam regu satu itu juga mendapatkan pukulan di bagian kening.
Muhammad Fadhli menjadi korban tewas pertama diksar Mapala UII. Ia disebut, menghembuskan nafas terakhir saat akan dibawa ke Puskesmas. Namun berdasarkan hasil autopsi, Fadhli diduga telah meninggal di lokasi diksar.
"Secara umum, semua tindakan memang di luar batas. Tapi semuanya sudah diungkapkan ke penyidik. Saya harap proses hukum berjalan baik," tutur Adi.
Sementara itu, paman korban, Toni Ahlis, 45 mengungkapkan, keluarga sempat melarang Fadhli pergi mengikuti diksar. "Dia memang hobi fotografi, menyukai alam dan katanya ingin mencari pengalaman. Tidak tahunya berakhir seperti ini," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)