Longsor diduga lantaran tingginya intensitas hujan beberapa hari terakhir. Warga setempat berinisiatif menutup satu ruas jalan. Warga membuat tanda peringatan dengan menjajarkan tong.
Warga Darupono, Nugroho, 30, mengungkapkan, hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut membuat tanah di bawah jalan beton tersebut tergerus sedalam dua meter.
"Tanah di bawah jalan mulai tergerus saat hujan yang tidak berhenti selama dua hari terakhir. Kami khawatir bisa membahayakan," kata Nugroho, Senin 13 Februari 2017
Apalagi, saat malam hari, kendaraan besar dan bus kerap melintas di jalan alternatif tersebut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

Tanah penyangga beton jalan longsor tergerus air hujan.
Longsor tidak hanya di satu titik. Tidak jauh dari jalan tersebut sekira 500 meter, tepatnya di tikungan depan bekas Kantor Kecamatan Kaliwungu Selatan, jalan juga longsor sepanjang sekitar 100 meter dengan kedalaman 10 meter.
Warga Desa Magelung, yang mengatur jalan mengatakan longsor sebenarnya sudah terjadi sejak satu minggu lalu. Tetapi, apabila turun hujan, longsor jalan semakin lebar dan dalam. Bahkan, talud yang dibangun lima bulan lalu hanya bertahan tiga bulan
Camat Kaliwungu Selatan, Akhmadi sudah melaporkan kondisi jalan Darupono yang tergerus pada Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Kendal.
"Saya sudah laporan, kalau jalan di tikungan depan bekas kantor kecamatan itu masih menjadi tanggung jawab pemborong. Kalau jalan beton yang tanah di bawahnya tergerus, menjadi tanggung jawab Pemkab," kata Ahmadi.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kendal, Winarno, mengatakan, pihaknya sudah menghubungi pemborong jalan Desa Darupono yang terkena longsor.
"Hari ini kami lakukan peninjauan di Jalan Beton yang tanahnya tergerus sebab jalan tersebut tanggung jawab kami, dan segera setelah pengecekan akan kami perbaiki," bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)