Kapolres Karanganyar AKBP Ade Safri Simanjuntak (dua dari kiri) saat menunjukkan barang bukti kasus Mapala UII beberapa waktu lalu. (Metrotvnews.com/Pythag Kurniati)
Kapolres Karanganyar AKBP Ade Safri Simanjuntak (dua dari kiri) saat menunjukkan barang bukti kasus Mapala UII beberapa waktu lalu. (Metrotvnews.com/Pythag Kurniati) (Pythag Kurniati)

Polisi Buru Pelaku yang Hapus File Mapala UII

kekerasan di mapala uii
Pythag Kurniati • 11 Mei 2017 15:58
medcom.id, Karanganyar: Kepolisian Resor (Polres) Karanganyar masih mendalami dugaan upaya penghilangan barang bukti secara sengaja dalam kasus diksar The Great Camping (TGC) XXXVII Mapala Universitas Islam Indonesia (UII). Pelaku yang terbukti menghilangkan barang bukti bakal diproses secara hukum.
 
"Kami masih dalami soal dugaan penghilangan barang bukti secara sengaja oleh pihak tertentu," kata Kapolres Karanganyar AKBP Ade Safri Simanjuntak, Kamis, 11 Mei 2017.
 
Pelaku, lanjutnya, bisa dikenai pasal pidana menyembunyikan orang yang melakukan kejahatan, menghalang-halangi penyidikan maupun menghancurkan barang yang digunakan untuk meyakinkan atau menjadi bukti bagi kuasa yang berhak.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Baca: Bukti yang Sempat Didelete Ditemukan
 
"Tapi untuk saat ini kami masih fokus ke enam tersangka baru yang diduga ikut andil melakukan kekerasan selama diksar," kata Kapolres.
 
Seperti diketahui, pada Februari 2017 lalu polisi menyita sejumlah alat bukti berupa tiga kamera, satu CPU dan satu harddisk eksternal dari panitia Mapala UII. Namun penyidik tidak menemukan satu dokumen pun di dalamnya.
 
Polisi menduga ada pihak yang sengaja menghapus data-data yang tersimpan pada alat-alat bukti itu. Padahal alat bukti digunakan panitia selama diksar berlangsung.
 
Selanjutnya barang-barang bukti dibawa ke laboratorium forensik Polda Jawa Tengah untuk pengembalian dokumen (file recovery). “Kita berhasil mengangkat kembali secara utuh seluruh file pada barang bukti,” ungkap Ade.
 
Di dalamnya, penyidik mendapati video dan foto-foto selama diksar. "Faktanya, tindak kekerasan itu memang terjadi dan terekam,” pungkas Ade.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif