Langkah itu untuk mengetahui detail letak sumbu terjadinya dugaan kekerasan yang menewaskan tiga mahasiswa UII.
"Seluruh peserta dan pengurus Mapala (UII) yang tidak berangkat harus diperiksa. Ada kekerasan di mana, letaknya di mana. Kekerasan menjatuhkan marwah pendidikan Indonesia," ujarnya di Gedung Kopertis Wilayah V Yogyakarta, Kamis (26/1/2017).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Nasir menyatakan formulasi penanganan kasus kekerasan menjadi ranah penegak hukum. Ia menegaskan, kekerasan yang terjadi di mahasiswa harus ditindak tegas.
Nasir mengaku sangat kecewa atas kejadian kekerasan terhadap mahasiswa UII. Ia memperingatkan jajaran di perguruan tinggi lain untuk tidak mengulangi kejadian tersebut.
"Ini adalah peringatan. Tidak boleh ada kekerasan lagi di pendidikan seluruh Indonesia. Harus diusut sampai ke akar-akarnya, jangan sampai tidak," ujar Nasir.
Ia juga meminta UII mengambil sikap jelas sebagai bentuk tanggung jawab atas kekerasan itu. Jika sikap tidak jelas, ia khawatir akan muncul kejadian serupa ke depannya.
"Jika terjadi kejadian sama di perguruan tinggi lain, rektor atau kepalanya harus bertanggung jawab. Tidak hanya pada objek mahasiswa," kata dia.
Atas kejadian ini, Rektor UII Harsoyo mengundurkan diri. Harsoyo menyatakan bakal menyelesaikan permasalahan kekerasan itu.
GC Mapala UII berlangsung di Lereng Gunung Lawu, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, 13-20 Januari. Kegiatan ini diikuti 37 mahasiswa. Tiga mahasiswa tewas, 10 menjalani rawat jalan, sementara 24 lainnya rawat jalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)