"Tadi saya sampaikan kalau banyak teman, banyak saudara itu seneng bisa bermain bisa belajar bersama-sama. Mereka juga ingin sekolah," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Mapolda Jatim, Surabaya, 12 Juni 2018.
Anak-anak terduga teroris, siang ini, dijadwalkan diserahkan ke Kementerian Sosial, termasuk AIS, anak dari keluarga pengebom Mapolresta Surabaya. Risma mengaku, AIS sudah lama ingin bertemu, tapi dirinya belum ada waktu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Ya tadi dia cerita macam-macam. Ternyata dia juara pencak silat di Jawa Timur. AIS tak kasih buku. Kalau AIS-nya sudah ceria, meskipun tangannya kan patah yang sebelah kanan. Dia nyampaikan senang punya temen banyak, dia ingin main-main seperti temennya yang lain," imbuhnya.
Baca: Anak Pelaku Teror Diserahkan ke Kemensos
Dia menceritakan, awalnya anak-anak tersebut sering mendebat. Sehingga, waktu itu dirinya diminta untuk mencarikan psikolog yang mengerti agama.
"Terus saya carikan dari UINSA itu yang ngerti dalil-dalil. Jadi tadi juga jelaskannya ke anak-anak itu pakai dalil-dalil apa misalnya diajari senyum itu dalilnya apa senyum. Dan anak-anak itu lebih bisa menerima," tutur Risma.
Risma menuturkan, Pemkot Surabaya tak mungkin mengadopsi anak-anak pelaku teror tersebut. Salah satunya, karena masalah keamanan.
"Itu nanti ditangani Kementerian Sosial karena terus terang juga berat untuk kan ini harus siaga mereka," ujarnya.
Risma menegaskan, Pemkot Surabaya akan tetap melihat perkembangan anak-anak tersebut. Karena juga menyangkut keamanan dan juga keluarganya terutama neneknya masih ada.
"Ya kalau bisa kembali ke keluarga. Neneknya ikut ke sana menemani," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)