Pengasuh Ponpes Miftahul Falahil Mubtadiin, Muhammad Romli
Pengasuh Ponpes Miftahul Falahil Mubtadiin, Muhammad Romli (Daviq Umar Al Faruq)

'Bedol Desa' di Ponorogo karena Isu Meteor

Isu Kiamat
Daviq Umar Al Faruq • 15 Maret 2019 16:37
Malang: Pihak Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Falahil Mubtadiin menampik isu terkait puluhan warga Kabupaten Ponorogo yang mendadak hijrah ke pondoknya setelah mendapat bisikan atau doktrin tentang kiamat sudah dekat.
 
Ponpes yang berlokasi di Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kasembon, Kabupaten Malang, Jawa Timur itu mengaku isu tersebut tidak benar dan telah disebarkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab di media sosial.
 
Pengasuh Ponpes Miftahul Falahil Mubtadiin, Muhammad Romli mengatakan puluhan warga Ponorogo tersebut datang ke pondoknya untuk mengikuti pengajian triwulan pada bulan Rajab, Sya'ban, dan Ramadan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Bagi siapapun jemaah yang mengikuti program pengajian triwulan harus membawa tiga kuintal beras atau gabah untuk persiapan makan selama satu tahun," katanya saat ditemui Medcom.id, Jumat, 15 Maret 2019.
 
Baca: Warga Satu Dusun Mengungsi Gara-gara Isu Kiamat Kecil
 
Seperti kabar yang beredar sebelumnya, puluhan warga Ponorogo tersebut menjual aset kekayaannya terlebih dahulu. Hasil penjualan tersebut kemudian digunakan sebagai bekal di akhirat yang kemudian disetor ke pondok.
 
Gus Romli, sapaan akrabnya, mengaku kabar tersebut tidak benar. Diakuinya, bekal yang dibawa oleh tiap jemaah untuk kebutuhan para jemaah itu sendiri.
 
"Pengajian triwulan ini sudah berjalan tiga tahun ini. Tujuannya untuk mempersiapkan diri apabila terjadi meteor yang merupakan salah satu tanda-tanda kiamat," bebernya.
 
'Bedol Desa' di Ponorogo karena Isu Meteor
 

Gus Romli menjelaskan berdasarkan hadis, bahwa meteor bakal jatuh ke bumi tiga tahun sebelum kiamat terjadi. Jatuhnya meteor tersebut merupakan salah satu dari 10 tanda-tanda kiamat.
 
Gus Romli mengatakan, dalam sebuah hadis disebutkan bahwa tanda-tanda kiamat yakni mulai mengeringnya Danau Tiberias di Israel. Sedangkan, berdasarkan informasi BMKG dunia, Danau Tiberias diperkirakan kering total pada 2022.
 
"Nah tiga tahun sebelum 2022 kan tahun ini. Khawatirnya meteor itu datangnya Ramadan tahun ini. Bukan kiamat. Tapi semua itu Allahualam, kita kan hanya bisa waspada saja, salah satunya dengan memperbanyak iman," jelasnya.
 
Gus Romli menambahkan apabila memang meteor jatuh tahun ini maka dunia akan mengalami kekeringan. Sehingga, bahan makanan yang dikumpulkan tersebut bisa digunakan untuk persediaan selama musim kering.
 
"Kalau misalnya tahun ini meteor tidak jadi jatuh. Bahan makanan itu kan bisa dibawa dan dijual kembali oleh jemaah buat Hari Raya," ungkapnya.
 
'Bedol Desa' di Ponorogo karena Isu Meteor
 

Oleh karena itu, Gus Romli menyayangkan isu fatwa kiamat sudah dekat yang berembus di pondoknya tersebut. Sebab, isu itu sangat memberikan dampak kepada pondok yang berdiri sejak 1978 tersebut.
 
"Dampak isu itu luar biasa. Banyak santri yang diambil orang tua nya karena kemakan isu itu. Bahkan santri ada yang dipaksa pulang hingga dipukuli," pungkasnya.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ALB)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif