Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Takdir Matanette mengatakan mendapat laporan dari seorang warga berinisial WS. Pada Minggu 2 Oktober, WS dan keluarganya mendatangi kantor polisi. Mereka menyetorkan uang pada pemimpin padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo itu.
Sejak 2012 hingga 2015, mereka menyerahkan uang sebesar Rp300 juta. Mereka memasukkan uang itu ke kantong berwarna merah dan kotak kayu dengan tulisan mirip aksara Arab.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Barang-barang itu pemberian Dimas Kanjeng yang dipercayai memiliki kekuatan gaib bisa mengeluarkan uang dan emas," kata Takdir di Surabaya, Selasa (4/10/2016).
Namun, WS tak pernah mendapatkan kembali uang tersebut. Uang dan emas yang dijanjikan Taat Pribadi pun tak pernah terealisasi.
Takdir mengatakan mendalami laporan tersebut. Ia juga berkoordinasi dengan Polda Jatim untuk menangani kasus tersebut.
"Kami juga akan koordinasikan dengan Polres Probolinggo juga. Sudah ada posko pengaduannya," ungkap Takdir.
Hingga berita ini dimuat, Polda Jatim masih menyelidiki laporan terkait kasus penipuan yang diduga dilakukan Taat Pribadi. Laporan yang masuk ke Polda yaitu Taat Pribadi menjanjikan uang yang disetorkan pengikutnya akan berganda.
Namun Polda masih fokus dalam kasus pembunuhan yang menyeret Taat Pribadi sebagai tersangka. Taat Pribadi diduga menjadi otak pembunuhan terhadap dua pengikutnya.
Polda merekonstruksi kasus pembunuhan tersebut pada Senin 3 Oktober. Rekonstruksi dilakukan di empat lokasi di sekitar Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo.
Petugas Bank Indonesia juga mendatangi rumah Taat Pribadi. Mereka bertugas memastikan keaslian uang yang disimpan Taat Pribadi di bungker dalam rumahnya.
Berikut video rekonstruksi di Padepokan Dimas Kanjeng:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
