Syarofah, 40, warga asal Madura yang bertempat tinggal di Surabaya, Jawa Timur, menyatakan tak setuju dengan kebijakan itu. Menurutnya, kebijakan itu hanya untuk kepentingan bisnis.
"Kebijakan itu murni bukan untuk masyarakat," kata perempuan yang bermukim di Jalan Raya Darmo Surabaya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sebagai pemilik kios, Syarofah menilai kebijakan itu dapat merugikannya. Lantaran konsumen harus membeli kantong plastik, Syarofah khawatir akan kehilangan pelanggan.
"Kalau pembeli keberatan, mereka akan cari toko lain. Pelanggan saya lama-lama bisa kabur," kata Syarofah yang sehari-hari berjualan di warung depan rumahnya.
Begitu pula dengan Holis, warga asal Jember yang sehari-hari berprofesi sebagai petugas kebersihan jalan di Surabaya. Ia menyatakan tak setuju bila harus membayar tambahan biaya untuk kantong plastik.
"Masa kita harus bawa kantong plastik sendiri," kata pria yang tinggal di Kecamatan Wonokromo itu.
Holis berpendapat pemerintah tak memikirkan masyarakat soal kebijakan itu.
Lain lagi dengan Artika Farmita, 27. Karyawan swasta itu menyatakan dukungan terkait kebijakan kantong plastik berbayar.
"Toh, kami (warga) juga enggak butuh kresek-kresek (kantong plastik) itu, kalau pun kebijakan itu berlaku ya menurutku ada baiknya juga, agar masyarakat lebih disiplin, sampah juga akan berkurang," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)