Ketua KPPU Kantor Perwakilan Daerah Medan, Abdul Hakim Pasaribu mengatakan terdapat potensi dugaan kartel yang dilakukan 13 perusahaan pembibitan. Caranya, dengan membatasi produksi untuk mengontrol harga.
KPPU menduga pemusnahan enam juta ayam parent stock menjadi penyebab melonjaknya harga ayam yang saat ini masih bertengger di kisaran Rp30 ribu/kg.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kita khawatir ini dampak dari pemusnahan enam juta bibit ayam. Karena di sejumlah pasar, harga ayam masih tinggi sejak perayaan Natal," kata Abdul Hakim saat sidak di Pasar Brayan Medan, Senin (11/1/2016).
Menurutnya, pemusnahan yang dilakukan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan bersama-sama dengan 13 perusahaan pembibitan ayam akan berdampak pada kelangkaan ayam di sejumlah pasar tradisional. Padahal, alternatif lain dapat dilakukan seperti sosialisasi ke sentra produksi ayam.
"Ada alternatif lain di luar pemusnahan ayam, contoh sosialisasi ke sentra produksi ayam. Bukannya melakukan pemusnahan ayam. Ini bisa berdampak pada kelangkaan ayam. Kondisi ini menyebabkan masyarakat yang merugi. Makanya dalam waktu dekat, kami akan koordinasi dengan Disperindag," jelasnya.
Terpisah, pedagang di Pasar Brayan Medan, Rosmaini Pasaribu mengakui harga ayam masih tinggi yang dijual Rp30 ribu/kg. Padahal sebelumnya harga ayam masih dijual Rp26 ribu/kg.
"Sampai sekarang harga ayam tidak turun juga. Malahan cenderung naik. Saya kurang tau penyebabnya, tapi yang pasti pasokannya memang agak berkurang," ungkap Rosmaini.
Pertengahan September lalu 13 perusahaan pembibitan ayam yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) sepakat mengambil langkah memusnahkan enam juta ekor bibit parent stock. Pemusnahan ini dilakukan dengan alasan untuk stabilkan harga di pasaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)