"Bagi korban yang meninggal, keluarganya mendapat santunan Rp15 juta," kata Idrus di Semarang, Jawa Tengah, Rabu, 16 Mei 2018.
Pemberian santunan, ujar Idrus, sebagai bentuk perhatian pemerintah pada korban teror. Tujuannya, korban dapat kembali bangkit dari trauma akibat teror.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, anak terduga teroris pun mendapat santunan. Menurut Idrus, kebijakan itu sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo.
"Sebab, Bapak Presiden minta adanya penanggulangan bencana sosial termasuk anak terduga teroris," ujar Idrus.
Idrus pun berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan pemerintah daerah soal anak-anak korban maupun terduga teroris. Apalagi, anak-anak yang orangtuanya meninggal sebagai korban maupun terduga pelaku.
Baca: Bocah di Balik Gorden Rumah Terduga Teroris
Teroris, ujarnya, merupakan bencana sosial. Lantaran itu, Idrus menegaskan pemerintah menaruh perhatian pada korban bencana sosial.
Aksi teror berlangsung di beberapa lokasi di Surabaya, Jawa Timur. Terduga teroris meledakkan bom di tiga lokasi di Surabaya pada Minggu, 13 Mei 2018. Enam terduga teroris meninggal dalam kejadian.
Lalu malamnya, bom meledak di Rusunawa Wonocolo Sidoarjo, Jatim. Pasangan suami istri beserta dua anaknya tewas dalam kejadian tersebut. Namun satu anak terduga pelaku selamat dari ledakan.
Kemudian pada Senin 14 Mei 2018, pagi, bom meledak di pintu masuk Mapolrestabes Surabaya. Sepasang suami istri beserta dua anak mereka tewas dan diduga sebagai terduga pelaku. Sedangkan seorang anak selamat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
