Jembatan Babarsari di Depok, Kabupaten Sleman yang menjadi lokasi kegiatan Mapala Universitas Amikom Yogyakarta. (Medcom.id-Ahmad Mustaqim)
Jembatan Babarsari di Depok, Kabupaten Sleman yang menjadi lokasi kegiatan Mapala Universitas Amikom Yogyakarta. (Medcom.id-Ahmad Mustaqim) (Ahmad Mustaqim)

Cerita Warga Sebelum Tewasnya Mahasiswi Amikom

Mapala
Ahmad Mustaqim • 02 Februari 2018 17:34
Yogyakarta: Mahasiswi Universitas Amikom Yogyakarta, Dwi Aprilianda, 18, meninggal sesaat setelah mengikuti kegiatan mahasiswa pecinta alam (Mapala) kampusnya pada Rabu, 31 Januari 2018. Nyawa mahasiswi program D3 Jurusan Teknik Informatika ini tidak tertolong meski sempat dibawa ke rumah sakit. 
 
Kala itu, Mapala Universitas Amikom mengadakan kegiatan di Jembatan Babarsari, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Seorang warga Seturan, Suparno, membenarkan jembatan yang memiliki ketinggian 20 meter dari Sungai Tambakboyo itu kerap dipakai kegiatan Mapala. 
 
"Ya di sini yang dipakai kegiatan (mahasiswa) Amikom," kata Suparno, di dekat Jembatan Babarsari pada Jumat, 2 Februari 2018. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Lelaki 58 tahun ini mengaku mengetahui kegiatan Mapala Universitas Amikom di jembatan tersebut pada Rabu siang, 31 Januari 2018. Sebab, lelaki ini memiliki usaha budi daya ikan di bawah jembatan itu. 
 
Baca: Mahasiswi Universitas Amikom Tewas dalam Kegiatan Mapala
 
Dia menuturkan ada 15 orang yang berkegiatan di Jembatan Babarsari. Para anggota Mapala tersebut memasang sekitar lima tali panjang dari atas jembatan hingga Sungai Tambakboyo. 
 
"Mereka naik dari bawah ke atas lewat tali yang dipasang itu," kata mantan Ketua RT 05, RW 02.92, Seturan ini. 
 
Saat waktu menunjukkan sore hari, Suparno meninggalkan lokasi. Dia tak tahu persis bagaimana kejadian mahasiswa bernama Dwi Aprilianda bisa meninggal. 
 
Tapi, Suparno mengatakan mendapat kabar dari putranya bahwa sebelum meninggal Dwi sempat pingsan saat naik ke atas Jembatan Babarsari memakai tali. Setelah Dwi pingsan, aktivitas Mapala langsung dihentikan. 
 
"Itu (Dwi) katanya sempat ditandu pas cuaca hujan," ungkapnya. 
 
Di Jembatan Babarsari tersebut, memang akrab jadi lokasi kegiatan kemahasiswaan, khususnya Mapala. Menurut Suparno, hampir setiap akhir pekan di lokasi itu ramai mahasiswa berkegiatan. 
 
Baca: Polisi Selidiki Kematian Mahasiswi Amikom
 
Biasanya, akunya, sesaat sebelum berkegiatan, mahasiswa bertegur sapa dengan Suparno untuk permisi dan minta izin. Sebab, sebagian lahan di bawah jembatan digunakan Suparno sebagai tempat usaha. 
 
"Biasanya ya sebatas ngomong saja mau kegiatan. Ya kadang saya bantu bersihkan sekitar lokasi, sediakan toilet dekat kolam sama penerangan. Tapi kemarin kegiatan mahasiswa Amikom yang terakhir saya tidak tahu. Tidak ada yang nyapa saya," papar dia. 
 
Ia menambahkan, kepolisian telah mendatangi lokasi kejadian sehari setelah peristiwa, yakni Kamis, 1 Februari 2018. Sehari berselang, sejumlah anggota kepolisian mendatangi lokasi. 
 
"Ada yang ke sini dari Polsek Depok Timur dan Polsek Depok Barat," pungkasnya. 
 
Baca: Keluarga Ikhlaskan Kematian Anaknya dalam Kegiatan Mapala

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(LDS)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif