Dua pasang calon dalam Debat Publik II Pilgub Jateng di Sukoharjo, Kamis 3 Mei 2018, Ant - Mohammad Ayudha
Dua pasang calon dalam Debat Publik II Pilgub Jateng di Sukoharjo, Kamis 3 Mei 2018, Ant - Mohammad Ayudha (Mustholih)

Sudirman-Ida Bahas Demokrasi Berakhlak di Debat Pamungkas

pilgub jateng 2018
Mustholih • 20 Juni 2018 19:32
Semarang: Calon nomor urut 2 Jawa Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said, menyatakan siap menjalani debat pamungkas pada Kamis, 21 Juni 2018. Sudirman dan pasangannya, calon wakil gubernur Ida Fauziyah, akan berbicara soal demokrasi berakhlak di Jateng.
 
"Memang materi akan menarik karena akan bicara soal hukum, kepemimpinan, demokrasi, jadi sangat relevan. Dan kita ingin mendorong demokrasi yang berakhlak," kata Sudirman Said di Semarang, Jawa Tengah, Rabu, 20 Juni 2018.
 
Sudirman berujar akan menyampaikan pesan kepada audiens bahwa menjadi pemimpin harus memiliki kredibilitas. "Credibility adalah hasil satunya kata dan perbuatan. Demokrasi itu sistemnya, menjalankan (demokrasi) tergantung pada perilaku peminpin. kita akan pesankan itu pada audiens," ujar Sudirman Said menegaskan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurut Sudirman, yang bakal diperbincangkan dalam debat nanti sejatinya bukan perkara baru. Sehingga, materi debat sudah ia siapkan sejak jauh-jauh hari. 
 
"Jadi kita lebih pada mempelajari skenario terakhir, kan sedikit ada modifikasi soal waktu, soal materi sudah siap sejak lama," ungkap Sudirman Said.
 
Sudirman menambahkan pada debat nanti juga akan dibahas soal isu lingkungan hidup. Dalam debat itu, Sudirman menyatakan siap memberikan kritik terhadap pengelolaan lingkungan semasa Jateng dipimpin Ganjar Pranowo. 
 
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu menuturkan selama ini sudah berusaha maksimal untuk meraih simpati masyarakat Jateng. Dia menyinggung soal keberagamaan di Jateng selama beberapa tahun belakangan. 
 
"Jadi kita berusaha maksimal tapi kita juga berdoa secara maksimal untuk keselamatan Jateng. Jateng harus jadi rumah para santri, rumah para beragama bukan lagi dengan sebutan binatang, karena itu harus dikelola bagi manusia-manusia beragama," jelas Sudirman.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif