Dalam sejarahnya, Kiai Manik Koemolo dibuat di pabrik kereta di London, Inggris, bernama F Muers pada 1812. Pada masa itu juga, kereta tersebut menjadi hadiah bagi Paku Alam I dari Sir Thomas Stamford Raffles.
"Pada zamannya, kereta Kiai Manik Kumolo digunakan untuk menghadiri upacara-upacara resmi," kata seorang Kerabat Pura Pakualaman, Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo, Minggu (3/1/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sebagaimana kereta-kereta kerajaan lainnya, di bagian belakang Kiai Manik Koemolo dilengkapi tempat untuk penongsong. Penongsong adalah abdi dalem yang bertugas memayungi Paku Alam. Kereta tersebut juga menjadi kendaraan saat awal Paku Alam IX bertahta.
"Terakhir dipakai saat Penobatan SP Paku Alam IX tahun 1999 lalu," kata dia.
Dalam setiap acara, kereta bersejarah ini ditarik sebanyak enam ekor kuda. Pada gladi Kirab Ageng, kereta tersebut juga ditari enam ekor kuda.
Nantinya, saat pelaksanaan Kirab Ageng, kereta ini akan berada di barisan ketujuh di belakang voorijder, marching band, paskibraka, gajah, Manggala Yudha, bendera Kadipaten, dan Prajurit Lombok Abang. Kemudian, diikuti kereta Rejo Pawoko, kereta Jolodoro, kereta Rara Kumenyar, kereta Kiai Brajanolo, kereta Kiai Manik Brojo, prajurit Plangkir, dan prajurit Kavaleri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)
