Deretan kereta yang akan mengikuti Kirab Ageng Jumenengan Paku Alam X. (Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim)
Deretan kereta yang akan mengikuti Kirab Ageng Jumenengan Paku Alam X. (Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim) (Ahmad Mustaqim)

Berikut Prosesi Jumenengan KGPAA Paku Alam X

pakualam ix wafat
Ahmad Mustaqim • 03 Januari 2016 13:16
medcom.id, Yogyakarta: Pura Pakualaman di Kota Yogyakarta akan memiliki hajat akbar jumenengan penobatan KPH Suryodilogo menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam X. Rencananya, jumenengan bakal dihelat pada 7 Januari 2016.
 
Dalam gladi Jumenengan Dalem dan Kirab Ageng di Pura Pakualaman, Minggu 3 Januari 2016, ratusan orang terlibat dalam menyiapkan hajatan akbar tersebut.
 
Kawedanan Budaya dan Pariwisata Pura Pakualaman, KPH Endro Kusumo mengungkapkan, prosesi jumenengan akan dimulai di Bangsal Sewotomo sekitar pukul 8 pagi. Dalam jumenengan itu, prosesi akan disertai dengan keluarnya beberapa pusaka. Di antaranya, dua buah tombak bernama Kiai Paku Baru dan Kiai Buyut, serta keris Kiai Buntit. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Dalam sejarahnya, pusaka ini pernah dipakai jumengenan Paku Alam sebelumnya," kata Endro.
 
Nantinya, kerabat Pura Pakualaman yang paling tua akan melakukan upacara peresmian jumenengan. Usai upacara peresmian, Paku Alam X menduduki singgasana dengan mengenakan busana kebesaran Paku Alam.
 
Namun, Endro mengaku belum bisa memastikan, siapa kerabatan Pura Pakualaman tertua yang akan membuka upacara itu. "Bisa cucu dari Paku Alam VII, VI, atau V," ungkapnya.
 
Usai jumenengan, ia melanjutkan, dilanjutkan dengan tari-tarian dari sebanyak tujuh penari. Setelah itu, pada sore hari dilanjutkan dengan mengadakan Kirab Ageng.
 
Kirab Ageng akan diikuti belasan barisan, termasuk enam kereta yang satunya dinaiki Paku Alam X. Adapun enam kereta yang akan ikut dikirab, yakni Kiai Manik Koemolo, Rejo Pawoko, Jolodoro, Rar Kumenyar, Kiai Brajanolo, dan Kiai Manik Brojo.
 
Selain itu, ada pula empat ekor gajah, seekor gajah dari Keraton Yogyakarta dan tiga ekor gajah dari Kebun Binatang Gembira Loka. "Istilahnya, (jumenengan) meresmikan karena sudah di setujui. Dari kerabat tidak keberatan," jelasnya.
 
Ia menegaskan, seluruh proses jumenengan sebagai bentuk pemberitahuan kepada masyarakat. Selain itu, proses itu juga bagian dari pelaku pelestari budaya.
 
KPH Suryodilogo berhak menggantikan Paku Alam IX karena sebelumnya telah ditunjuk menjadi Putra Mahkota sejak 2012 dan memperoleh persetujuan kerabat Pura Pakualaman.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif