Enam tahun berlalu, harapan itu tampaknya masih menjadi isapan jempol belaka. Sebab, hingga berita ini dimuat, Rabu 10 Juni, masih banyak warga Bangkalan yang menggantungkan hidupnya di perantauan.
Bahkan, menurut data dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Bangkalan, jumlah pengangguran justru meningkat dalam tiga tahun terakhir. "Saat ini jumlahnya mencapai 2.356 orang," kata Kepala Seksi Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja, Dinsosnakertrans Bangkalan, Mohammad Tarso.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Tarso, pada 2011 lalu, jumlahnya hanya 261 orang. Pada 2012 meningkat menjadi 651 orang, dan pada 2013 bertambah menjadi 1.308 orang. Angka tersebut dinilai masih sangat kecil jika dibandingkan dengan para pengangguran yang tidak tercatat di Dinsosnakertrans.
Tarso menjelaskan, peningkatan jumlah pencari kerja ini tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan kerja. Akibatnya, banyak di antara pencari kerja terpaksa harus keluar dari Bangkalan untuk mendapatkan pekerjaan.
Para pemerhati di Bangkalan menilai, iklim investasi di Bangkalan masih belum sehat. Sehingga ketersediaan lapangan kerja pun masih rendah.
“Sebenarnya Suramadu berpotensi menarik investor. Karena secara geografis kita dekat dengan pusat industri lainnya, seperti Gresik, Surabaya, dan Sidoarjo," terang Aktivis Lembaga Kajisan Sosial Demokrasi (Leksdam), Aliman Haris.
Namun Aliman menyayangkan investor masih ogah mendatangi Bangkalan. Aliman memperkirakan itu terkait dengan masalah perizinan dan sumber daya manusia.
Di lain tempat, Pemerintah Kabupaten Bangkalan mengaku tak menutup pintu untuk investor. Pemkab Bangkalan menyatakan siap membuka investasi bagi para investor manapun.
"Kami terbuka, silakan bagi investor yang berminat investasi di Bangkalan untuk berkomunikasi dengan kami secara langsung selaku pimpinan daerah, pastinya akan kami fasilitasi,”terang Wakil Bupati Bangkalan, Mondir Rofii.
(RRN)