Sebelum bertolak ke dua candi terkenal ini, Petro menyempatkan diri bersilahturahim dengan Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X (HB X).
Petro tiba di Keraton Yogyakarta sekitar pukul 12.00 WIB. Ia disambut Sultan HB X dan iringan gamelan dari kelompok abdi dalem Tepas Kridomardowo. Sultan segera mengajaknya ke Bangsal Kencono untuk melihat proses pembuatan kain batik dan wayang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Petro yang mengenakan jas hitam didampingi sang istri mendengarkan penjelasan proses pembuatan batik Yogyakarta dari cara memilih kain batik, proses pewarnaan, hingga cara penggunaan canting pewarna batik. Para abdi dalem juga memamekan kemamapuan membuat batik.

Puas membatik, Petro bergeser melihat deretan keris, serat manuskrip kuno, dan wayang-wayang kuno koleksi keraton di Tratag Proboyekso. Sesekali ia melemparkan tanya soal wayang. Tiga puluh menit kemudian rombongan masuk ke Gedung Jane untuk beramah tamah. Tak beberapa lama ia bersantap siang dengan seluruh keluarga Keraton Yogyakarta di Bangsal Manis.
Sri Sultan HB X mengatakan perbincangan dua pemimpin negara ini hanya sebatas soal keluarga dan budaya. "Dia (Petro) salut dengan Yogyakarta yang masih bisa menjaga budayanya," kata Sri Sultan.
Sekitar pukul 14.00 Petro meninggalkan Keraton Yogyakarta. Sebelum pergi, Sri Sultan mengabadikan kunjungan ini dalam rangkaian foto bersama. Ratu Yogyakrta GKR Hemas dan empat putri Sultan, yakni GKR Mangkubumi, Condrokirono, GKR Maduretno, GKR Bendara, serta seorang menantu KPH Purbodiningrat, tampak hadir menemani Sri Sultan.
Usai mengunjungi ke Yogyakarta, Petro dan keluarga berencana mengunjungi Bali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)