Ketua Organda Medan, Montgomery Munthe, mengatakan, ada 8.000 armada anggota mereka berhenti beroperasi mulai hari ini. Aksi ini bakal terus berlanjut jika Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi tidak mengeluarkan kebijakan penghentian seluruh operasional transportasi online.
"Operasional angkutan online ini semakin menjadi-jadi. Akibatnya banyak anggota yang hidupnya semakin sulit. Kami minta Pemprov Sumut lebih perduli dengan apa yang selama ini kami hadapi di lapangan. Kami ingin transportasi online dilarang," tegasnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Mogok massal ini pun berdampak pada penumpang yang selama ini memanfaatkan angkot untuk berpergian. Ruas jalan yang biasanya dipadati operasional angkot, kali ini tampak sepi. Ratusan penumpang seperti pelajar, ibu rumah tangga terlantar karena tak mendapatkan angkot untuk berpergian.
Di beberapa titik jalan seperti kawasan Jalan Simpang Pos Medan, sejumlah personel kepolisian berjaga-jaga untuk mengantisipasi sweeping atau tindakan-tindakan anarkhis dari sopir angkutan umum yang mogok kepada sopir angkutan yang beroperasional serta angkutan online.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)